Desain Faktor Keselamatan Mobil
Pada saat tabrakan terjadi, pengendara akan mengalami gaya impulsive. Telah anda ketahui bahwa maikn lama selang waktu kontak yang dialami pengemudi ketika tabrakan terjadi, makinkecil gaya impulsif yang dialami oleh pengemudi. Prinsip itulah yang digunakan untuk mendesain factor keselamatan mobil.
Pertama, bagian depan dan belakang mobil di desain agar dapat menggumpal secara perlahan ketika tabrakan terjadi. Ini menyebabkan selang waktu kontak lebih lama sehingga sangat mengurangi gaya impulsive yang akan diterima pengemudi.
Kedua, apa yang terjadi pada pengemudi ketika tabrakan memberhentikan mobilnya dengan cepat? Oleh karena inersia, maka pengemudi akan bergerak ke depan dengan kelajuan yang sama dengan kelajuan mobil sesaat sebelum tabrakan terjadi.
Untuk itu diperlukan impuls untuk mengurangi momentum pengemudi menjadi nol (memberhentikan pengemudi). Stir kemudi dapat memberikan sebuah impuls pada pengemudi dalam selang waktu yang singkat. Ini menghasilkan gaya impulsive yang sangat besar dan tentu saja berbahaya bagi keselamatan pengemudi. Sebuah kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan pengemudi akan mengembang ketika tabrakan terjadi. Kantong udara dibuat lunak sehingga impuls yang diberikan kantong udara akan berlangsung lebih lama, dan ini mengurangi gaya impuls yang dikerjakan kantong udara pada pengemudi.
Ketiga, jika sebelum tabrakan kecepatan mobil sangat tinggi, ada kemungkinan pengemudi menabrak setir kemudi walaupun kantong udara telah berfungsi mengurangi gaya impulsive. Ini tentu saja tetap berbahaya bagi keselamatan pengemudi. Sebuah sabuk keselamatan didesain untuk dapat memberikan impuls yang dapat memberhentikan pengemudi dalam selang waktu tertentu (waktu kontak) setelah pengemudi dan sabuk keselamatan menempuh jarak tertentu yang aman, yakni kira-kira kurang dari 50 cm. Anda tentua bertanya mengapa sabuk keselamatan tidak di desain dari bahan yang kaku (tidak elastic) agar pengemudi tidak dapat bergerak bergerak sewaktu tabrakan terjadi, dan dengan demikian pengemudi tidak mungkin menabrak stir kemudi. Jika sabuk terbuat dari bahan kaku, pada saat tabrakan sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi dalam waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Ini menghasilkan gaya impuls yang sangat besar yang bekerja pada tubuh pengemudi, sehingga akan sangat menyakitkan pengemudi, bahkan dapat membahayakan jiwanya.
Keempat, masih ada lagi satu usaha untuk mengurangi kemungkinan dada pengemudi menabrak stir ketika terjadi tabrakan fatal, yaitu menggunakan pegas pada stir kemudi. Pada saat terjadi tabrakan (kondisi darurat), kolom stir tertekan , pegas memendek dan kemudian stir bergeser miring untuk menghindari tabrakan dengan dada pengemudi.
Perhatikan, untuk mengurangi korban kecelakaan, pabrik telah melengkapi desain mobil dengan pengaman, seperti yang telah dijelaskan. Kenyataannya, hal itu belum menjamin terhindar dari cedera berat. Pada kecepatan 100 km per jam, mustahil penumpang tidak luka sama sekali jika mengalami kecelakaan. Data kecelakaan menunjukkan bahwa pada kecepatan tersebut, hamper semua korban pingsan karena mengalami pendarahan atau luka dalam dan 40 persen diantaranya tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar